Sunday, October 4, 2015
"Milikilah banyak Teman yang Baik di Dunia, Sebab mereka akan memberi manfaat di hari Kiamat."
Suatu saat, Hasan al-Bashri berkata, "Milikilah banyak teman yang baik di dunia, sebab mereka akan memberi manfaat di hari kiamat."
Seseorang bertanya, "Bagaimana bentuk manfaat yang mereka berikan?"
Hasan al-Bashri menjawab, "Ketika sesama penghuni surga saling mengingat kawan-kawannya saat masih di hidup dunia, tiba-tiba seseorang diantara penghuni surga itu bertanya-tanya, "Ke mana temanku, si fulan? Apa ia kerjakan? Aku tidak melihatnya berada di surga."
Lalu, dikatakan kepadanya, "Temanmu si fulan ada di neraka." Kemudian, temannya yang mukmin tersebut mengadu kepada Allah, "Ya Allah, kelezatan yang tengah kunikmati di surga terasa kurang sempurna kecuali kawanku itu ada bersamaku di sisiku."
Ketika orang mukmin ini mengucapkan demikian, maka Allah SWT memerintahkan kepada malaikatnya untuk mengeluarkannya dari neraka.
Seseorang bertanya, "Bagaimana bentuk manfaat yang mereka berikan?"
Hasan al-Bashri menjawab, "Ketika sesama penghuni surga saling mengingat kawan-kawannya saat masih di hidup dunia, tiba-tiba seseorang diantara penghuni surga itu bertanya-tanya, "Ke mana temanku, si fulan? Apa ia kerjakan? Aku tidak melihatnya berada di surga."
Lalu, dikatakan kepadanya, "Temanmu si fulan ada di neraka." Kemudian, temannya yang mukmin tersebut mengadu kepada Allah, "Ya Allah, kelezatan yang tengah kunikmati di surga terasa kurang sempurna kecuali kawanku itu ada bersamaku di sisiku."
Ketika orang mukmin ini mengucapkan demikian, maka Allah SWT memerintahkan kepada malaikatnya untuk mengeluarkannya dari neraka.
***
Perhatikan, bagaimana si teman yang awalnya menjadi penghuni neraka berubah menjadi penghuni surga. Ia masuk ke dalam surga, atas izin Allah, bukan karena puasa, sedekah, salat, bangun malam dan beragam kebaikan lainnya. Dia masuk surga berkat permohonan (syafaat) temannya si ahli surga kepada Allah, sehingga ia pun pada akhirnya dimasukkan surga oleh Allah SWT.
Islam sangat menekankan kepada orang tua agar membimbing anak-anaknya. Ayah dan ibu memilki tugas untuk memilihkan teman shalih sebagai kawan putra-putirnya. Ayah dan ibu memberikan arahan kepada anak-anaknya agar menghindari teman yang yang suka maksiat. Allah dan Rasul-Nya memberikan petunjuk tentang betapa pentingnya teman shalih dalam kehidupan dan betapa ruginya mereka yang berteman dengan sekumpulan orang-orang yang gemar maksiat.
Allah berfirman :
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia." (Qs. Al-Furqan : 27-29).
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (Qs. Al-Zukhruf [43] : 67)
Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, "Seseorang itu mengikuti agama sahabatnya, maka seseorang hendaknya melihat dengan siapa ia bersahabat."
Terkadang karena pengaruh teman, seorang anak berubah sikapnya. Yang pada mulanya sopan menjadi tidak sopan. Yang pada awalnya berpakaian menutup aurat, menjadi terbuka auratnya. Seseorang bisa terpengaruh oleh tradisi, budaya dan pemikiran temannya. Ada anak yang berasal dari keluarga baik-baik. setiap hari diikutkan ngaji di TPQ atau mushalla sekitar rumahnya. Namun, karena kelalaian orang tua dalam mengawasi pergaulan anaknya, suatu saat, ia pulang dalam keadaan berbadan dua atau menjadi pelaku yang membuat anak gadis orang lain berbadan dua, tanpa ikatan pernikahan.
Sebuah kisah nyata berikut ini patut kita renungkan bersama. Suatu malam, saat hendak menunaikan shalat tahajjud seorang ibu dari putrinya memeriksa SMS yang ada di telepon genggam putrinya yang sedang terlelap tidur di samping ibunya.
Hati sang ibu terguncang hebat usai membaca tulisan dalam SMS yang ditulis dengan huruf terbalik. "vdv vsaj W, vhuuv W v6u3! 73q nk.. vh! 6v7 vqo> vf!k n WHvWnj 3K nK Kos3q..jvfu3qs uvWn> vhuf!Kvs nvKj3n3q Vqohu o W HvPn vh sKf..! ddn7 h W," "My Luppi Tks ya uda mo nyoba. Benerkan sakitnya cuman sebentar. Besok Ku ke rumahmu kita coba lagi.. Ku beliin pengamannya, mau rasa apa."
Itulah seklumit kisah nyata dampak dari pergaulan yang tidak sehat. Mari, selamatkan anak-anak kita, generasi umat Islam, aset emas agar menjadi waladun sholih (anak yang shalih), taat kepada Allah dan RasulNya, berbakti kepada ayah-ibunya, selamat di dunia sampai akhirat. Caranya, dekatkan mereka selalu kepada Kaum Shalihin, didik dengan pendidikan agama sejak usia dini, biasakan melakukan kebaikan dalam segala hal sekecil apapun itu, dan jadilah teladan di hadapan mereka.
Sumber : Habib Hud Alatas
Related Posts:
Hikmah Kisah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: