Saturday, January 9, 2016
MANFAAT dan KEUTAMAAN SHOLAT SUNNAH ISYROQ
Oleh: Habib Novel Jufry
Sholat Isyroq atau Syuruq atau Thulu’. Dinamakan demikian Karena Pelaksanaannya Berkaitan dg Waktu Matahari Terbit (Mulai Memancarkan Sinarnya)..Hukum Sholat Isyroq / Syuruq adl Sunnah.
Adapun Dalil yang menunjukkan KEUTAMAAN ini Adalah hadits-hadits Berikut ini:Hadits Pertama:
(HR. At-Tirmidzi II/481 no.586)
Sholat Isyroq atau Syuruq atau Thulu’. Dinamakan demikian Karena Pelaksanaannya Berkaitan dg Waktu Matahari Terbit (Mulai Memancarkan Sinarnya)..Hukum Sholat Isyroq / Syuruq adl Sunnah.
•Keutamaan Sholat Isyroq:
Orang yang Melaksanakannya diberi Pahala oleh ALLAH Seperti Pahala Haji dan Umroh dengan Sempurna.Adapun Dalil yang menunjukkan KEUTAMAAN ini Adalah hadits-hadits Berikut ini:Hadits Pertama:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa Mengerjakan Sholat Shubuh Berjamaah, lalu dia duduk Berdzikir sampai matahari Terbit, Kemudian Mengerjakan Shalat 2 Rakaat, maka ia akan Mendapatkan Pahala Haji dan Umrah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “sempurna, Sempurna, Sempurna (Pahalanya).”(HR. At-Tirmidzi II/481 no.586)
Hadits Kedua:
Hadits-hadits tersebut dapat diyakini kebenarannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan dijadikan hujjah atau landasan hukum dalam melakukan amal ibadah.
Jawab: Waktu Sholat Isyroq / Syuruq / Thulu’ ialah pada Awal Waktu Sholat Dhuha atau Sholat Hari Raya idul Adha, yaitu Setelah Matahari Terbit dan Menaik Setinggi 1 tombak. Atau jika diperkirakan dengan Hitungan Menit Maka sekitar 15 s/d 20 Menit Setelah Matahari Terbit.
Dengan demikian Waktu Pelaksanaan SHOLAT SUNNAH Isyroq / Syuruq Tidak Bertentangan dengan Salah Satu Waktu Terlarang Mengerjakan Sholat, yaitu Ketika “Pas / Tepat” Matahari terbit. Wallahu a’lam bish-showab.
Setelah Sholat Shubuh Berjamaah di Masjid, dia Tidak Pulang ke Rumah atau Tidak tidur-tiduran (Apalagi sampai Ngorok), akan Tetapi dia Berdiam di Masjid untuk berdzikir Kepada ALLAH dengan Dzikir dan Wirid Syar’i atau Membaca Al-Quran, atau Mendengarkan Taushiyah /Kajian Ba’da Shubuh Hingga Matahari Terbit. Kemudian Sekitar 15 atau 20 Menit Sesudah Matahari terbit, kita Berdiri Melaksanakan Sholat Sunnah Isyroq tersebut.
Hal ini Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Kita memohon Kepada ALLAH Taufiq dan Pertolongan-Nya agar kita dapat Melaksanakan Dengan Giat dan Mudah Setiap Amalan yang dapat Mendatangkan Keridhoan-Nya dan Pahala yg Besar, serta Memasukkan Kita ke dalam Surga-Nya yang Penuh dengan Kenikmatan Hakiki dan Abadi.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ:”مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ”.
Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang Mengerjakan Sholat Shubuh di Masjid secara Berjamaah, lalu dia tetap berada di dalam Masjid sampai melaksanakan shalat sunnah (di waktu, pent) Dhuha, Maka (Pahala) Amalannya itu seperti Pahala Orang yang Menunaikan ibadah Haji atau Umroh secara Sempurna.” (HR. Thobroni VIII/154 no.7663)Hadits-hadits tersebut dapat diyakini kebenarannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan dijadikan hujjah atau landasan hukum dalam melakukan amal ibadah.
•Kapan Waktu Pelaksanaan SHOLAT SUNNAH Isyroq ? Apakah HAL itu Tidak Bertentangan dengan Hadits yang Melarang Kita Melakukan Sholat pada Saat Matahari Terbit..??
Jawab: Waktu Sholat Isyroq / Syuruq / Thulu’ ialah pada Awal Waktu Sholat Dhuha atau Sholat Hari Raya idul Adha, yaitu Setelah Matahari Terbit dan Menaik Setinggi 1 tombak. Atau jika diperkirakan dengan Hitungan Menit Maka sekitar 15 s/d 20 Menit Setelah Matahari Terbit.
Dengan demikian Waktu Pelaksanaan SHOLAT SUNNAH Isyroq / Syuruq Tidak Bertentangan dengan Salah Satu Waktu Terlarang Mengerjakan Sholat, yaitu Ketika “Pas / Tepat” Matahari terbit. Wallahu a’lam bish-showab.
•Apakah Sholat Isyroq Termasuk Sholat Dhuha ataukah Sholat Sunnah tersendiri?
Jawab: Sebagian Ulama Mengatakan Bahwa Sholat Isyroq adalah Bagian dari Sholat Dhuha karena dilakukan di awal Waktu Dhuha dan Waktunya Hanya sebentar, tidak seperti waktu sholat Dhuha. Jadi, jika dikerjakan di awal waktu Dhuha Maka disebut sholat Isyroq / Syuruq.•Bagaimanakah Cara Melaksanakannya agar mendapatkan KEUTAMAAN seperti Pahala Orang yang Haji dan Umroh?
Jawab: Cara Melaksanakan shalat Isyroq / Syuruq Sama dengan Sholat-sholat Sunnah lain yang dikerjakan Sebanyak 2 Rokaat, dari Mulai takbirotul ihrom Sampe salam, gerakan dan Bacaan nya sama. Perbedaannya hanya pada Niat sholat. Yaitu kita menetapkan Niat di dalam Hati Saja (tanpa diucapkan dengan lisan) Bahwa Kita akan Melaksanakan Sholat Sunnah Isyroq dan mengharapkan Pahala dari ALLAH seperti Disebutkan dalam Hadits Diatas.Setelah Sholat Shubuh Berjamaah di Masjid, dia Tidak Pulang ke Rumah atau Tidak tidur-tiduran (Apalagi sampai Ngorok), akan Tetapi dia Berdiam di Masjid untuk berdzikir Kepada ALLAH dengan Dzikir dan Wirid Syar’i atau Membaca Al-Quran, atau Mendengarkan Taushiyah /Kajian Ba’da Shubuh Hingga Matahari Terbit. Kemudian Sekitar 15 atau 20 Menit Sesudah Matahari terbit, kita Berdiri Melaksanakan Sholat Sunnah Isyroq tersebut.
•Apakah Orang yang Sakit Sehingga tidak Dapat Pergi Ke Masjid Bisa Mendapat KEUTAMAAN SHOLAT Sunnah Isyroq?
Jawab: Jika KEBIASAAN Dia sewaktu Sehat Selalu Mengerjakan Sholat sunnah Isyroq Maka ia Bisa mendapatkan KEUTAMAAN nya.Hal ini Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Jika Seseorang Sakit atau Bersafar, maka dicatat baginya pahala amalan sebagaimana yang biasa ia kerjakan di saat ia mukim atau ketika ia sehat.” (HR. Bukhari III/1092 no. 2834)Kita memohon Kepada ALLAH Taufiq dan Pertolongan-Nya agar kita dapat Melaksanakan Dengan Giat dan Mudah Setiap Amalan yang dapat Mendatangkan Keridhoan-Nya dan Pahala yg Besar, serta Memasukkan Kita ke dalam Surga-Nya yang Penuh dengan Kenikmatan Hakiki dan Abadi.
Sumber : islamuna.info
Related Posts:
Fiqih
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: