Ad 468 X 60

.

Saturday, November 11, 2017

Widgets

Belajar Rezeki dari lampu bangjo

Berkali-kali menahan mata yang sudah berkaca-kaca agar tidak meneteskan air mata mengikuti batin yang sudah menangis duluan saat menyimak kisah-kisah luar biasa betapa Allah benar-benar Maha Besar. Menciptakan semesta yang besarnya sudah tidak bisa dibayangkan ini saja sangat mudah, apalagi untuk sekedar membereskan masalah-masalah kita, termasuk rezeki. Cuma kitanya yang selalu nggak yakin atau bahkan malah menuhankan logika kita dan menuhankan yang lain.


"MasyaAllah...
Allahu Akbar...
Alhamdulillah...
Astaghfirullah..."

Kira-kira begitulah respon hati saya saat belajar di Zero 99 Full Day Training Makmur Bersama Asmaul Husna yang dibimbing oleh dua guru saya Ustadz Broth Mukhtar Wijaya dan Ustadz Kang Riyadh.

Saya ceritakan sebuah cerita dan analogi menarik dari gurunda Ustadz Riyadh, tentang mekanisme rezeki. Rezeki kita ibaratnya bangjo (traffic light). Ada kalanya hijau (lancar) dan ada kalanya merah (seret). Yakinilah saat rezeki kita sedang merah sebenarnya Allah sedang menghijaukan rezeki orang lain. Karena rezeki itu akan lebih bermanfaat untuk orang lain pada saat itu. Itu sebuah kewajaran.
Kalau ada tukang es yang berdoa agar panas terus supaya esnya laku, maka kasihan tukang wedang ronde yang nggak laku. Sebaliknya kalau tukang wedang ronde berharap hujan terus, maka kasihan penjual es yang nggak laku-laku.

Semuanya sudah sangat seimbang, maka jangan mengeluh saat rezeki kita merah, justru senanglah karena saat itu rezeki orang lain sedang hijau.

Beliau kemudian melanjutkan pertanyaan "Adakah yang merah tetapi tetap lancar?". Saat saya berpikir, beliau melanjutkan pertanyaannya.
"Kalau di bangjo, kendaraan apa yang walaupun merah tetap boleh melaju?"
Ambulans, mobil jenazah, pemadam kebakaran, polisi, dan kendaraan-kendaraan lain yang digunakan untuk kepentingan orang lain, bukan untuk kepentingan diri.

Ya, syarat agar rezeki tetap lancar walaupun sedang merah adalah memberikannya kepada kepentingan orang lain dan kepentingan Allah.

Kisah nyata terjadi di sekitaran kota Semarang. Semenjak ada gubernur yang baru, dibuatlah peraturan yang melarang adanya penambangan. Tambang di manapun ditutup dan dilarang beroperasi.

Tapi ada suatu tambang yang dikecualikan oleh peraturan tersebut karena menurut penelitian beberapa ahli jika lokasi tersebut tidak ditambang justru akan membuat ketidakstabilan dan bahkan malah terjadi bencana. Maka peraturan tetap membolehkan lokasi tersebut ditambang.
Usut punya usut, selama ini si pemilik tambang menggunakan pendapatan dari tambang tersebut untuk membiayai sebuah pondok pesantren di daerah Demak.

Saya langsung merinding waktu itu...

Saat kondisi benar-benar merah, karena lokasi tambang di manapun harus ditutup. Allah berkenan mengubah mekanisme alam, yang didukung penelitian, untuk membuat tambang tersebut tetap aktif karena digunakan untuk kepentingan orang lain dan kepentinganNya.
Luar biasa ! Enteng sekali bagi Allah untuk begitu...

Walaupun merah, insyaAllah rezeki kita akan tetap lancar. Kalau niat kita mencari dan menggunakan rezeki kita untuk orang lain.

Salah satu pesan beliau, "Mas Rosyiid, sekarang bisnisnya ada belum ada partnernya kan? Berarti satu-satunya partner adalah Allah. Maka nanti penghasilannya dibagi dua sama Allah ya, 50:50, nanti lihat apa yang terjadi."

Yes, higher Purpose... banyak yang mengamini higher purpose/tujuan yang melampaui tujuan untuk diri sendiri inilah yang memakmurkan dan membuat kita selalu berlimpah.

"Biarlah harta kita berada di tangan, bukan di hati"

Alhamdulillah bersyukur sekali diberi kesempatan olehNya ikut training yang very recommended ini. Apalagi setelah mengetahui tujuan mulia dari beliau berdua ketika mengadakan training ini. Semoga beliau berdua selalu dimudahkan menebar manfaat.

Aamiin.
 
Sumber  : FB  Rosyiid Gede Prabowo

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: