Ad 468 X 60

.

Saturday, January 27, 2018

Widgets

ALASAN MENGAPA AHLUL BAIT JARANG MERIWAYATKAN HADITS DALAM KITAB-KITAB HADITS

Syaikh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani
Kenapa hadits yang diriwayatkan Ahlul Bait (keturunan Rasulullah sallahua'laihiwasalam) sedikit dalam kutub as-Sittah? Syaikh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani menjawab:

"Banyak yang tidak tahu bahwa pada tiga abad pertama, masa dikumpulkan hadits di kutub sittah itu, pada masa kekuasaan Umawi lalu awal Abbasi. Ahlul Bait saat itu diburu oleh para penguasa, dibunuh saat ditemukan. Karena para penguasa takut umat Islam berkumpul mendukung Ahlul Bait dan menyayingi mereka dalam kekuasaan. Lihat saja bagaimana Sayyidina Husain dibunuh. Padahal beliau sudah berkata, "Biarkan aku, menyembah Allah dimanapun kamu mau". Tapi pilihan hanya membaiat Yazid atau dibunuh, beliaupun dibunuh.

Pemburuan Ahlul Bait, terutama para ulama, berlangsung sampai sekitar 750 tahun. Mereka bahkan dilarang untuk ikut shalat Jum'at supaya tidak ada yang mengikuti mereka. Mereka terkurung dalam rumah supaya tidak ada yang mengenal mereka. Bahkan orang yang mengenal salah satu dari mereka pun ikut diburu, ditangkap, dipenjara, disiksa dan dibunuh. Jadi, para ulama yang mengumpulkan hadits tersebut, demi memperoleh kebebasan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan tidak diganggu para penguasa; maka mereka menghindari periwayatan hadits dari Ahlul Bait agar tidak dilarang dan diletakkan dalam penjara. Makanya kamu tidak menemukan banyak hadits yang diriwayatkan mereka, bukan karena mereka tidak ada.

Pada masa pemerintahan Turki, Ahlul Bait kembali muncul dari Maghrib dan negeri-negeri lain. Hidup dan menetap serta menyebarkan ilmu-ilmu sunnah. Makanya, kita menemukan dalam 700 tahun ini para periwayat hadits adalah asyraaf (para keturunan Nabi ﷺ) dari asyraaf. Lalu sebelumnya bukan Ahlul Bait atau tidak bernisbah pada Ahlul Bait. Dalam masa Turki, penguasa membiarkan Ahlul Bait hidup dalam kebebasan. Jadi, al-Imam al-Bukhari (dll) tidak dicela karena hal itu.
 
Contoh bagaimana Imam an-Nasai meninggal. Ketika beliau pergi ke Syam, beliau menemui warga yang fanatik pada Muawiyah dan membenci Ali. Mereka mengatakan, "Riwayatkan pada kami hadits-hadits." Beliau pun mengadakan majelis-majelis hadits di Syam, membacakan pada mereka keutamaan-keutamaan Sayyidina Ali dalam buku yang berjudul "Khashaish Ali".

Ketika selesai, setelah beberapa hari, mereka mengatakan, "Riwayatkan pada kami hadits-hadits tentang Muawiyah". Imam an-Nasai berkata, "Tidak ada yang kudapati kecuali hadits: "Allah tidak mengenyangkan perutnya". Hadirin pun mulai memukuli beliau, padahal beliau sudah lanjut usia, di atas 80 tahun.

Pada saat itu, ada kafilah yang berangkat haji. Imam an-Nasai pun ikut pergi dalam keadaan sakit. Sesampai di sana beliau meninggal dan dikuburkan antara Shafa dam Marwah. Begitulah, bayangkan seorang imam yang hanya bicara tentang keutamaan salah satu Ahlul Bait. Bagaimana yang menimpa beliau, balasannya adalah maut. Jadi, setiap masa ada keadaan tententu. Sebelum kamu menghukumi seseorang, kamu perlu melihat dulu keadaan di masa orang itu berada.

Contoh lain adalah Imam Ali ar-Ridha yang tidak pernah keluar dari rumah. Yang pergi berdakwah adalah Sayyidina Ma'ruf al-Karkhi, padahal tuannya tidak keluar. Jadi, hal ini wajib diberitahukan.

Syaikh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani adalah salah satu ulama besar Mesir, Guru Agung Univ. Al-Azhar. Syaikh DR. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani juga seorang Mursyid Thariqah Yusriyyah Shiddiqiyyah Syadziliyyah. Dan Syaikh Usamah Sayyid al-Azhari adalah menantu beliau.

Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'ala 'alihi wa shohbihi wa salim
 
 

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

0 komentar: