Sunday, January 28, 2018
KH. Raden Asnawi dan Sholawat Masyhurnya.
Beliau lahir di kampung Damaran, Kudus pada tahun 1861, wafat tahun 1959. Beliau merupakan keturunan ke-14 dari Syech Ja'far Shadiq (Sunan Kudus) dan keturunan ke-5 dari KH. Mutammakin seorang Waliyullah dari Kajen, Margoyoso, Pati. Beliau juga salah satu pelopor berdirinya Jam'iyah terbesar umat islam Indonesia bahkan dunia, yaitu Nahdhatul Ulama (NU)
.
Kiprahnya tidak hanya di lingkup lokal Kota Kudus, tetapi kiprah di level nasional dan internasional. Dalam bidang karya tulis, Mbah Asnawi juga melahirkan banyak karya, diantaranya :
Fashalatan, Mu’taqad Seket, Fiqhun Nisa’ dan Syi’ir-Syi’iran Nasehat.
Yang paling khas dikenal dari karya Mbah Asnawi adalah shalawat Asnawiyyah.
Shalawat Asnawiyyah jika dibedah memiliki lima dimensi yang tidak bisa dipisahkan:
.
Kiprahnya tidak hanya di lingkup lokal Kota Kudus, tetapi kiprah di level nasional dan internasional. Dalam bidang karya tulis, Mbah Asnawi juga melahirkan banyak karya, diantaranya :
Fashalatan, Mu’taqad Seket, Fiqhun Nisa’ dan Syi’ir-Syi’iran Nasehat.
Yang paling khas dikenal dari karya Mbah Asnawi adalah shalawat Asnawiyyah.
Shalawat Asnawiyyah jika dibedah memiliki lima dimensi yang tidak bisa dipisahkan:
1. Dimensi ketuhanan.
Bahwa semua orang yang hidup selalu bergantung pada kekuasaan Allah.
2. Dimensi kenabian.
Bahwa Rasulullah Saw adalah figur idola yang sangat dinantikan syafa’atnya.
3. Dimensi Qur’ani.
Untuk memahami Islam yang perlu dipegang adalah al-Qur’an dengan membaca isinya (paham bahasa Arab dan tafsir) dan ahli tarlil (paham tajwid dan ilmu al-Qur’an)
.
4. Dimensi teologi.
Penegasan keimanan dalam agama Islam itu menjadi sangat penting sebagai bekal selamat di akhirat.
5. Dimensi kebangsaan.
Mbah Asnawi memberi pesan bahwa empat dimensi yang terkandung dalam isi shalawat itu tidak akan mudah diwujudkan jika negara dalam kondisi tidak aman. Maka do’a untuk Indonesia aman, damai, gemah ripah loh jinawi itu yang dimaksudkan dari isi shalawat ini.
Jadi sangat mulia sekali isi shalawat ini. Dan perlu ditegaskan bahwa karya Mbah Asnawi yang berisi tentang nilai kebangsaan tidak hanya berupa shalawat Asnawiyyah saja. Hampir semua sya’ir-sya’ir yang dikaryakan selalu menyinggung tentang pentingnya cinta agama dan cinta bangsa Indonesia.
Maka tepat jika, KH. Musthofa Bisri menyebut bahwa KHR. Asnawi adalah orang ‘alim yang sangat Indonesia, bukan kearab-araban walaupun lama di Arab.
Maka sudah saatnya kita mempopulerkan shalawat Asnawiyyah sebagai shalawat kebangsaan.
Wallahu a’lam.
-
📝 M. Rikza Chamami,
Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang.
Related Posts:
Hikmah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: